BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 07 September 2011

DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH

AGAMA

DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH











SEJARAH DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MAKKAH
Wahyu pertama turun
Seperti yang diriwayatkan dalah Shahih Bukhari- berkata, awal permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. adalah mimpi yang benar. Beliau tidak melihat sesuatu mimpi, kecuali mimpi tersebut datang seperti cahaya subuh. Kemudian beliau menyendiri di Gua Hira untuk beribadah beberapa malam sebelum kembali ke keluarganya dan mengambil bekal untuk kegiatannya itu sampai beliau dikejutkan oleh kedatangan Malaikat Jibril pada saat berada di Gua Hira.
Malaikat Jibril mendatangi beliau dan berkata, “Bacalah!” Rasulullah saw. menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Beliau mengatakan, lal malaikat itu memegang dan mendekapku sampai aku merasa lelah. Kemudian ia melepaskanku dan megnatakan, “Bacalah!” Aku menjawab, “Aku tidak dapat membaca!’ Malaikan itu mengulanginya untuk yang ketiga sambil mengatakan, “Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq; bacalah, dengann menyebut nama Rabbmu yang menciptakan.” (Al-’Alaq: 1)
Kemudian Rasulullah saw. pulang. Kepada isterinya, Khadijah, beliau berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Lalu beliau diselimuti sampai rasa keterkejutannya hilang. Kemudian beliau menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah. “Aku Khawatir terhadap diriku.” Khadijah menjawab, “Tidak. Demi Allah, sama sekali Dia tidak akan menghinakanmu selamanya. Sebab, engkau orang yang mempererat tali persaudaraan dan memikul beban orang lain. Engkau orang yang menghormati tamu, membantu orang yang susah, dan membela orang-orang yang berdiri di atas kebenaran.”
Kemudian Khadijah pergi bersama Nabi saw. menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah pernah menulis kitab Injil berbahasa Ibrani. Khadijah berkata, “Wahai anak pamanku, dengarlah apa yang dikatakan oleh anak saudarmu.” Waraqah bertanya dan ketika Rasulullah saw. menceritakan peristiwa yang dialaminya, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah diutus Allah swt. kepada Nabi Musa a.s. Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda perkasa. Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu.”
Rasulullah saw. bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak seorang pun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang kamu hadapi itu pasti aku akan membantumu sekuat tenagaku.”
Setelah itu, selama tiga tahun lamanya Rasulullah saw. berdakwah secara rahasia. Hingga kemudian turun surat Al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rasulullah saw. agar berdakwah secara terang-terangan. “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musryik.”
Berdakwah secara terang-terangan
Rasulullah saw. pun menjalankan perintah itu. Berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun. Terutama di musim-musin haji. Beliau mendatangi orang-orang dari rumah ke rumah. Berdakwah di Pasar ‘Ukkadz, Majannah, dan Dzul-Majaz. Beliau mengajak orang banyak untuk memeluk Islam dan menawarkan surga sebagai imbalan. Beliau sampaikan seluruh risalah Allah swt. yang sampai kepadanya ketika itu. Namun, tidak banyak yang mau menyambut ajakannya.
Bahkan Rasulullah saw. menemui banyak rintangan. Berbagai macam siksaan yang menyulitkan langkah dakwahnya datang dari masyarakat Mekkah. Tidak sedikit orang menuduh beliau sebagai orang gila, tukang sihir, atau dukun.
Dakwah Islam Periode Mekah

Dakwah Islam Periode Mekah

A. Mekah sebagai Titik Awal Dakwah Nabi
Nabi Muhammad saw terlahir di Kota Mekah. Di kota tersebut beliau menerima wahyu dari Allah, juga menyampaikan dakwah untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, Mekkah adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah Islam.
Dalam tenggang waktu dua bulan setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad belum melakukan aktivitas dakwah. Namun beliau membiasakan bertahannus membersihkan diri di gua Hira. Baru setelah turun wahyu kedua, yaitu Surat al-Muddatsir [74]: 1-7 beliau mulai melakukan dakwahnya.


B. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Periode Mekah

1. Substansi Dakwah Nabi Muhammad saw Periode Mekah
a. Ajaran-ajaran Tauhid (Keimanan)
1. Mengajak masyarakat Arab untuk menyembah Allah swt dan meninggalkan berhala.
2. Beriman kepada rasul.
3. Beriman kepada hari akhir.
b. Ajaran-ajaran Akhlak
1. Mengajak manusia selalu berbuat baik, dan mau meninggalkan perbuatan dosa.
2. Mengajak manusia untuk saling mengasihi, menyayangi, dan saling menolong.
3. Dilarang membunuh, menganiaya, berdusta, dan mencuri.
4. Mengajak untuk mengasihi fakir miskin dan yatim piatu.

2. Strategi Dakwah Rasul Periode Mekah

Dakwah Rasulullah saw Periode Mekah dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Sembunyi-sembunyi.
Dilakukan dengan membatasi dakwahnya untuk orang-orang terdekatnya, para pemuda yang tidak puas dengan kondisi masyarakat Mekkah, dan orang-orang lemah, tertindas dan miskin yang membutuhkan pertolongan.
Dari kalangan keluarga, yang menerima dakwah beliau adalah istrinya, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah. Dari kalangan teman dekat, yaitu Attiq bin Usman (Abu Bakar).
Lewat Abu Bakar, orang yang turut memeluk Islam antara lain Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Zubair, Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khattab, Said bin Zaid al-‘Adawi.
2. Terang-terangan.
Tahun ketiga kerasulan, Nabi Muhammad saw mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwah dengan cara inilah yang mulai memunculkan berbagai tekanan masalah. Kecaman dan makian muncul dari kalangan masyarakat Quraisy.


Penyebaran Islam di Mekah


1. Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rosul.
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.

Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang juga penobatan Beliau sebagai nabi dan rosul bagi seluruh umat manuusia dan tugasnya untuk berdakkwah. Kejadian ini diceritakan kepada isterinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah mengimaninya. Dialah orang yang pertama beriman dan masuk Islam. Pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rosul dibenarkan oleh pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal. Dua setengah tahun kemudian, Rosulullah SAW mwnerima wahyu yang kedua, yaitu surat Al- Muddassir ayat 1-7.

Dengan turunnya wahyu tersebut, maka jelaslah misi dakwah yang harus Rosulullah SAW lakukan dalam menyampaikan risalahnya. Misi tersebut antara lain mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak pula di peranakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada Seluruh Umat Manusia.

2. Dakwah Rosulullah
Dakwah Rosulullah memiliki dua karakter yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang dilakukan beliau antara lain adalah secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.

a. Menyiarkan Islam secara Sembunyi-Sembunyi

Sesudah menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka ada yang tinggal satu rumah dan sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang di berikan pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rosulullah SAW:
1) Siti Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
2) Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah SAW, Abu Thalib
3) Zaid bin Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi anak angkat
4) Abu Bakar Siddik (sahabat Rosulullah SAW)

Melalui Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk Islam, antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain. Mereka di beri gelar As Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk islam. Mereka mendapatkan pelajaran tentang islam dari Rosulullah SAW secara langsung ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam di kota Mekah.

b. Menyiaarkan Islam secara Terang-Terangan

Nabi Muhammad SAW melakukan da’watul afrad , yaitu ajakan memeluk islam secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah lain selama tiga tahun. Kemudian turunlah surat Al Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rosulullah agar menyerukan atau menyiarkan agama Islam secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad SAW menyeru kaumnya secara umum ditempat-tempat terbuka agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan kepada:
1) Kerabat-kerabatnya
2) Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan, hartawan, maupun hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan bangsa quraisy
3) Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah untuk mengerjakan haji.

Pada mulanya mereka menganggap dakwah nabi Muhammad SAW sebagai:

1) Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan
2) Gerakan yang tidak akan bertahan lama
3) Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
4) Gerakan yang di pimpin oleh Muhammad SAW dan Beliau di anggap sudah tidak waras lagi (sakit jiwa).

Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk Allah SWT, gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW semakin tersebar luas dan pengikutnya semakin bertambah banyak. seruan Nabi Muhammad SAW juga semakin tegas, lantang, ddan berani, bahkan memperjelas bahwa sesembahan (berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat menyesatkan.

0 komentar: