BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 29 September 2011

upaya pencegahan korupsi di indonesia

Upaya pemberantasan korupsi di indonesia.
Korupsi di indonesia sudah sangat tinggi. Perkembangan korupsi meningkat tiap tahunnya. Namun demikian, kita tentu tidak boleh pesimis begitu saja. Selama ada itikad baik untuk memberantas korupsi secara tegas, maka selama itu pula ada harapan untuk menghilangkan budaya korupsi dari bumi indonesia. Berikut ini dijelaskan upaya pemberantasan korupsi di indonesia
1. upaya preventif
Upaya pemberantasan korupsi secara preventif dapat dilakukan melalui:
a. pendidikanmoral agama yang ditanamkan sejak dini pada setiap orang, berupa kesadaran akan bahaya laten korupsi
b. meningkatkan kesadaran moral masyarakat untuk selalu menjaga perbuatannya sehingga tidak terperosok pada perbuatan kejahatan yang merugikan
c. meningkatkan kesadaran moral pada pejabat apatur negara dan penegak hukum agar kekuasaannya dijalankan sebagaimana seharusnya dan tidak sewenang-wenang.

2. upaya represif
Yaitu ditempuh dengan upaya hukum bagi pra pelaku korupsi. Pelaku korupsi jika ia terbukti bersalah maka ia tidak bisa lepas dari jeratan hukum. Upaya hukum dalam pemberantasan korupsi memerlukan aturan hukum tentng korupsi secara tegas. Aturan-aturan tersebut meliputi:
a. menetapkan berbagai peraturan perundang undangan tentang korupsi
b. dibentuknya berbagai badan hukum yang khusus mempunyai kewenangan luas, independent, serta bebas dari kekuasaan manapun, sehingga dengan tegas dan leluasa memberantas tindak pidana korupsi yang terjadi di indonesia.

Senin, 12 September 2011

hasil analisis cerpen

1. Cerpen
 Halaman 87 “Lelaki dengan Bekas Luka di Kepalanya”
1. Analisis cerpen (sudah)
2. Hal-hal yang menarik dari cerpen “Lelaki dengan Bekas Luka di Kepalanya” adalah alur cerita nya yang menggunakan alur mundur. Yaitu dimulai dengan menceritakan hal-hal yang mengenai dengan perwatakan setiap tokoh didalam keluarga tesebut. Yaitu :
- anak tertua, Putut : bersifat kurang peduli, pintar, dan sudah sukses
“tidak ada waktu untuk pulang ke Bali mengkuti berbagai upacara adat”
- anak yang ke dua, Dek Gung : bersifat ramah, suka menolong, pintar, aktif
“semasa mudanya itu aktif dalam kegiatan teruna-teruni di kota Singaraja sekarang seing memberikan dana punia untuk membangun desa....”
- anak ketiga, Mang Yul : santun
“adatnya santun sebagaimana diteladani oleh ibunya”
- anak keempat, Tut Sur: suka bertanya dengan memaksa, sehingga orang tuanya merasa bersalah.
“tut sur bersimpuh dipangkuannya dengan pertanyaan seorang anak yang haus akan jawaban”
- bapak dari anak anaknya bersifat tidak memauhi peraturan, pembohong, pengecut, tidak mau mengakui kesalahan, penyesalan yang datang terlambat.
“....akhirnya Ia lari meninggalkan tempat itu”
“kenapa tidak kau lubangi saja kepala ku agar anak ku ini tidak menjalani siksa seumur hidpnya.”
Dari perwatakan yang telah ditampilkan cerita secara tidak langsung, hal terebut menjadi menarik bagi si pembaca. Apalagi didalam cerita juga dimasukkan kejadian kejadian yang pernah terjadi diluar cerita, sangat menarik dan membuat pembaca lebih mengerti. Alurnya yang menarik membuat kita penasaran untuk membacanya sampai habis, hingga menemukan jawaban dari rasa penasaran diawal membaca cerita. Akhir ceritaya juga sangat dramatis. “kenapa tidak kau lubangi saja kepala ku agar anak ku ini tidak menjalani siksa seumur hidupnya.”

3. Analisis unsur-unsur instrinsik
Unsur instrinsik dari cerita tersebut adalah:
- tema : hukum karma dan penyesalan
Karna hukum karma lah hal yang paling sering di ulang-ulang secara tersirat di dalam cerita : “kenapa tidak kau lubangi saja kepala ku agar anak ku ini tidak menjalani siksa seumur hidupnya.”
Karna dijelaskan didalam cerita bahwa bekas luka dijidat lelaki itu disbabkan karna kesalahan yang telah diperbuat oleh orangtuanya. Ini merupakan hukum karma dari kesalahan dimasa lampau, karna Ia telah membunuh seseorang dengan panahnya tepan dijidatnya.
-topik : bekas luka dijidatnseorang lelaki akibat hukum karma
-alur : alur mundur
Karna, dimulai dari penjelasan tentang cerita, barulah ke penyebab dari kejadian tersebut atau asal mula kenapa bapak itu hanya tinggal bertiga di rumah, tanpa ibunya. Dan juga barulah dijelaskan mengapa ada bekas luka dijidat lelaki itu.
- latar
*latar tempat : bali, halaman rumah (kebun bunga), hutan lindung dekat hutan cekik
“Lelaki yang duduk di atas kursi malas yang diletakkan dikebun bunga dengan halaman tertutup rerumputan hijau.”
*latar waktu : menjelang pagi
“Menjelang pagi istrinya mengeluh lantaran kandungannya merasa sakit.”
*latar sosial : hukum karma
“kenapa tidak kau lubangi saja kepala ku agar anak ku ini tidak menjalani siksa seumur hidpnya.”
- Penokohan :
- anak tertua, Putut : bersifat kurang peduli, pintar, dan sudah sukses
“tidak ada waktu untuk pulang ke Bali mengkuti berbagai upacara adat”
- anak yang ke dua, Dek Gung : bersifat ramah, suka menolong, pintar, aktif
“semasa mudanya itu aktif dalam kegiatan teruna-teruni di kota Singaraja sekarang seing memberikan dana punia untuk membangun desa....”
- anak ketiga, Mang Yul : santun
“adatnya santun sebagaimana diteladani oleh ibunya”
- anak keempat, Tut Sur: suka bertanya dengan memaksa, sehingga orang tuanya merasa bersalah.
“tut sur bersimpuh dipangkuannya dengan pertanyaan seorang anak yang haus akan jawaban”
- bapak dari anak anaknya bersifat tidak memauhi peraturan, pembohong, pengecut, tidak mau mengakui kesalahan, penyesalan yang datang terlambat.
“....akhirnya Ia lari meninggalkan tempat itu”
“kenapa tidak kau lubangi saja kepala ku agar anak ku ini tidak menjalani siksa seumur hidpnya.”
- warga sekitar : kurang bijaksana dalam menilai orang lain
“berapa jauhkah surabaya? Banyak bus malam yang melintasi desa kita, tetapi kenapa dia tak datang?”
- istrinya : banyak permintaan
“keika istrinya hamil anak keempat itu, permintaan yang mudah dikabulkan adalah seekor babi guling yang lezat, harus dimasak sendiri, dan harus berasal dari babi hutan yang masih muda”
- Pak Man : sombong, hanya berbuat sesuka hatinya, tidak mau mendengarkan orang lain, sulit percaya terhadap suatu hal, berpendirian teguh.
“tidak terjadi apa-apa, bapak boleh makan abon ya?” padahal daerah itu merupakan daerah larangan mengkonsumsi daging sapi.

- Sudut pandang
*sudut pandang orang ketiga, karna cerita menggunakan “dia”. Orang ketiga yang mahatau atau serba tau yang mengetahui seluruh alur certa tanpa ikut di dalam cerita tersebut.

- Amanat
Kita tidak boleh berbohong didalam hidup ini. Dan segala sesuatu yang telah kita perbuat haruslah berani mempertanggungjawbkan nya, dan hindarilah hal-hal yang terlarang, seehingga menjauhkan kita dari masalah. Dan atas kesalahan apapun yang telah kita pebuat pasti akan mendapat balasan atau hukum karma.

4. Analisis nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen
Nilai- nilai yang terkandung didalam cerpen adalah:
- nilai moral, sebagai manusia kita tidak boleh asal bertindak. Terlebih lagi apabila telah mencelakakan orang lain. Kita harus berani mempertanggungjawabkan hasil dari perbuatan kita. Karna apapunyang kita lakukan tentu akan mendapatkan karma. Dan penyesalan hanya akan datang dikemudian hari.
- nilai budaya, yaitu didalam adat bali apabila ada acara adat alangkh baiknya apabila kita dapat berpartisipasi dalam adat tersebut. Kita harus meluangkan waktu untuk acra tersebut kecuali memang berada sangan jauh, karna apabila tidak terlalu juh makan akan menimbulkan prasangka dan akan terjadi omongan yang tidak baik yang akan berkembang di masyarakat.
5. Berikan tanggapan terhadap penokohan di dalam cerpen
Penokohan di dalam cerpen disajikan dengan cara yang sangat menarik dengan berbagai macam karakter, namun ada beberapa tokoh yang tidak ditampilkan perwatakannya atau karakternya. Berikut tanggapan saya mengenai penokohan di dalam cerpen :
- anak tertua, Putut : bersifat kurang peduli, pintar, dan sudah sukses
“tidak ada waktu untuk pulang ke Bali mengkuti berbagai upacara adat”
- anak yang ke dua, Dek Gung : bersifat ramah, suka menolong, pintar, aktif
“semasa mudanya itu aktif dalam kegiatan teruna-teruni di kota Singaraja sekarang seing memberikan dana punia untuk membangun desa....”
- anak ketiga, Mang Yul : santun
“adatnya santun sebagaimana diteladani oleh ibunya”
- anak keempat, Tut Sur: suka bertanya dengan memaksa, sehingga orang tuanya merasa bersalah.
“tut sur bersimpuh dipangkuannya dengan pertanyaan seorang anak yang haus akan jawaban”
- bapak dari anak anaknya bersifat tidak memauhi peraturan, pembohong, pengecut, tidak mau mengakui kesalahan, penyesalan yang datang terlambat.
“....akhirnya Ia lari meninggalkan tempat itu”
“kenapa tidak kau lubangi saja kepala ku agar anak ku ini tidak menjalani siksa seumur hidpnya.”
- warga sekitar : kurang bijaksana dalam menilai orang lain
“berapa jauhkah surabaya? Banyak bus malam yang melintasi desa kita, tetapi kenapa dia tak datang?”
- istrinya : banyak permintaan
“keika istrinya hamil anak keempat itu, permintaan yang mudah dikabulkan adalah seekor babi guling yang lezat, harus dimasak sendiri, dan harus berasal dari babi hutan yang masih muda”
- Pak Man : sombong, hanya berbuat sesuka hatinya, tidak mau mendengarkan orang lain, sulit percaya terhadap suatu hal, berpendirian teguh.
“tidak terjadi apa-apa, bapak boleh makan abon ya?” padahal daerah itu merupakan daerah larangan mengkonsumsi daging sapi.

Rabu, 07 September 2011

DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH

AGAMA

DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH











SEJARAH DAKWAH RASULULLAH PRIODE MAKKAH
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MAKKAH
Wahyu pertama turun
Seperti yang diriwayatkan dalah Shahih Bukhari- berkata, awal permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. adalah mimpi yang benar. Beliau tidak melihat sesuatu mimpi, kecuali mimpi tersebut datang seperti cahaya subuh. Kemudian beliau menyendiri di Gua Hira untuk beribadah beberapa malam sebelum kembali ke keluarganya dan mengambil bekal untuk kegiatannya itu sampai beliau dikejutkan oleh kedatangan Malaikat Jibril pada saat berada di Gua Hira.
Malaikat Jibril mendatangi beliau dan berkata, “Bacalah!” Rasulullah saw. menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Beliau mengatakan, lal malaikat itu memegang dan mendekapku sampai aku merasa lelah. Kemudian ia melepaskanku dan megnatakan, “Bacalah!” Aku menjawab, “Aku tidak dapat membaca!’ Malaikan itu mengulanginya untuk yang ketiga sambil mengatakan, “Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq; bacalah, dengann menyebut nama Rabbmu yang menciptakan.” (Al-’Alaq: 1)
Kemudian Rasulullah saw. pulang. Kepada isterinya, Khadijah, beliau berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Lalu beliau diselimuti sampai rasa keterkejutannya hilang. Kemudian beliau menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah. “Aku Khawatir terhadap diriku.” Khadijah menjawab, “Tidak. Demi Allah, sama sekali Dia tidak akan menghinakanmu selamanya. Sebab, engkau orang yang mempererat tali persaudaraan dan memikul beban orang lain. Engkau orang yang menghormati tamu, membantu orang yang susah, dan membela orang-orang yang berdiri di atas kebenaran.”
Kemudian Khadijah pergi bersama Nabi saw. menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah pernah menulis kitab Injil berbahasa Ibrani. Khadijah berkata, “Wahai anak pamanku, dengarlah apa yang dikatakan oleh anak saudarmu.” Waraqah bertanya dan ketika Rasulullah saw. menceritakan peristiwa yang dialaminya, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah diutus Allah swt. kepada Nabi Musa a.s. Alangkah bahagianya seandainya aku masih muda perkasa. Alangkah gembiranya seandainya aku masih hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu.”
Rasulullah saw. bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak seorang pun yang datang membawa seperti yang kamu bawa kecuali akan diperangi. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang kamu hadapi itu pasti aku akan membantumu sekuat tenagaku.”
Setelah itu, selama tiga tahun lamanya Rasulullah saw. berdakwah secara rahasia. Hingga kemudian turun surat Al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rasulullah saw. agar berdakwah secara terang-terangan. “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musryik.”
Berdakwah secara terang-terangan
Rasulullah saw. pun menjalankan perintah itu. Berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun. Terutama di musim-musin haji. Beliau mendatangi orang-orang dari rumah ke rumah. Berdakwah di Pasar ‘Ukkadz, Majannah, dan Dzul-Majaz. Beliau mengajak orang banyak untuk memeluk Islam dan menawarkan surga sebagai imbalan. Beliau sampaikan seluruh risalah Allah swt. yang sampai kepadanya ketika itu. Namun, tidak banyak yang mau menyambut ajakannya.
Bahkan Rasulullah saw. menemui banyak rintangan. Berbagai macam siksaan yang menyulitkan langkah dakwahnya datang dari masyarakat Mekkah. Tidak sedikit orang menuduh beliau sebagai orang gila, tukang sihir, atau dukun.
Dakwah Islam Periode Mekah

Dakwah Islam Periode Mekah

A. Mekah sebagai Titik Awal Dakwah Nabi
Nabi Muhammad saw terlahir di Kota Mekah. Di kota tersebut beliau menerima wahyu dari Allah, juga menyampaikan dakwah untuk pertama kalinya. Dengan kata lain, Mekkah adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah Islam.
Dalam tenggang waktu dua bulan setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad belum melakukan aktivitas dakwah. Namun beliau membiasakan bertahannus membersihkan diri di gua Hira. Baru setelah turun wahyu kedua, yaitu Surat al-Muddatsir [74]: 1-7 beliau mulai melakukan dakwahnya.


B. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Periode Mekah

1. Substansi Dakwah Nabi Muhammad saw Periode Mekah
a. Ajaran-ajaran Tauhid (Keimanan)
1. Mengajak masyarakat Arab untuk menyembah Allah swt dan meninggalkan berhala.
2. Beriman kepada rasul.
3. Beriman kepada hari akhir.
b. Ajaran-ajaran Akhlak
1. Mengajak manusia selalu berbuat baik, dan mau meninggalkan perbuatan dosa.
2. Mengajak manusia untuk saling mengasihi, menyayangi, dan saling menolong.
3. Dilarang membunuh, menganiaya, berdusta, dan mencuri.
4. Mengajak untuk mengasihi fakir miskin dan yatim piatu.

2. Strategi Dakwah Rasul Periode Mekah

Dakwah Rasulullah saw Periode Mekah dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Sembunyi-sembunyi.
Dilakukan dengan membatasi dakwahnya untuk orang-orang terdekatnya, para pemuda yang tidak puas dengan kondisi masyarakat Mekkah, dan orang-orang lemah, tertindas dan miskin yang membutuhkan pertolongan.
Dari kalangan keluarga, yang menerima dakwah beliau adalah istrinya, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah. Dari kalangan teman dekat, yaitu Attiq bin Usman (Abu Bakar).
Lewat Abu Bakar, orang yang turut memeluk Islam antara lain Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Zubair, Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khattab, Said bin Zaid al-‘Adawi.
2. Terang-terangan.
Tahun ketiga kerasulan, Nabi Muhammad saw mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwah dengan cara inilah yang mulai memunculkan berbagai tekanan masalah. Kecaman dan makian muncul dari kalangan masyarakat Quraisy.


Penyebaran Islam di Mekah


1. Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rosul.
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.

Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang juga penobatan Beliau sebagai nabi dan rosul bagi seluruh umat manuusia dan tugasnya untuk berdakkwah. Kejadian ini diceritakan kepada isterinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah mengimaninya. Dialah orang yang pertama beriman dan masuk Islam. Pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rosul dibenarkan oleh pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal. Dua setengah tahun kemudian, Rosulullah SAW mwnerima wahyu yang kedua, yaitu surat Al- Muddassir ayat 1-7.

Dengan turunnya wahyu tersebut, maka jelaslah misi dakwah yang harus Rosulullah SAW lakukan dalam menyampaikan risalahnya. Misi tersebut antara lain mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak pula di peranakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada Seluruh Umat Manusia.

2. Dakwah Rosulullah
Dakwah Rosulullah memiliki dua karakter yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang dilakukan beliau antara lain adalah secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.

a. Menyiarkan Islam secara Sembunyi-Sembunyi

Sesudah menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka ada yang tinggal satu rumah dan sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang di berikan pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rosulullah SAW:
1) Siti Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
2) Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah SAW, Abu Thalib
3) Zaid bin Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi anak angkat
4) Abu Bakar Siddik (sahabat Rosulullah SAW)

Melalui Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk Islam, antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain. Mereka di beri gelar As Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk islam. Mereka mendapatkan pelajaran tentang islam dari Rosulullah SAW secara langsung ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam di kota Mekah.

b. Menyiaarkan Islam secara Terang-Terangan

Nabi Muhammad SAW melakukan da’watul afrad , yaitu ajakan memeluk islam secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah lain selama tiga tahun. Kemudian turunlah surat Al Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rosulullah agar menyerukan atau menyiarkan agama Islam secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad SAW menyeru kaumnya secara umum ditempat-tempat terbuka agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan kepada:
1) Kerabat-kerabatnya
2) Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan, hartawan, maupun hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan bangsa quraisy
3) Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah untuk mengerjakan haji.

Pada mulanya mereka menganggap dakwah nabi Muhammad SAW sebagai:

1) Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan
2) Gerakan yang tidak akan bertahan lama
3) Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
4) Gerakan yang di pimpin oleh Muhammad SAW dan Beliau di anggap sudah tidak waras lagi (sakit jiwa).

Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk Allah SWT, gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW semakin tersebar luas dan pengikutnya semakin bertambah banyak. seruan Nabi Muhammad SAW juga semakin tegas, lantang, ddan berani, bahkan memperjelas bahwa sesembahan (berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat menyesatkan.

analisis cerpen1

1. Cerpen
 Halaman 87 “Lelaki dengan Bekas Luka di Kepalanya”
1. Analisis cerpen (sudah)
2. Hal-hal yang menarik dari cerpen “Lelaki dengan Bekas Luka di Kepalanya” adalah alur cerita nya yang menggunakan alur mundur. Yaitu dimulai dengan menceritakan hal-hal yang mengenai dengan perwatakan setiap tokoh didalam keluarga tesebut. Yaitu :
- anak tertua, Putut : bersifat kurang peduli, pintar, dan sudah sukses
- anak yang ke dua, Dek Gung : bersifat ramah, suka menolong, pintar
- anak ketiga, Mang Yul : santun
- anak keempat, Tut Sur: suka bertanya dengan memaksa, sehingga orang tuanya merasa bersalah.
- bapak dari anak anaknya bersifat tidak memauhi peraturan, pembohong, pengecut, tidak mau mengakui kesalahan, penyesalan yang datang terlambat.
Dari perwatakan yang telah ditampilkan cerita secara tidak langsung, hal terebut menjadi menarik bagi si pembaca. Apalagi didalam cerita juga dimasukkan kejadian kejadian yang pernah terjadi diluar cerita, sangat menarik dan membuat pembaca lebih mengerti. Alurnya yang menarik membuat kita penasaran untuk membacanya sampai habis, hingga menemukan jawaban dari rasa penasaran diawal membaca cerita. Akhir ceritaya juga sanagat mendukung tema, berupa hukum karma yang menimpa anak dari lelaki itu.
3. Analisis unsur-unsur instrinsik
Unsur instrinsik dari cerita tersebut adalah:
- tema : hukum karma
Karna dijelaskan didalam cerita bahwa bekas luka dijidat lelaki itu disbabkan karna kesalahan yang telah diperbuat oleh orangtuanya. Ini merupakan hukum karma dari kesalahan dimasa lampau, karna Ia telah membunuh seseorang dengan panahnya tepan dijidatnya.
-topik : bekas luka dijidatnseorang lelaki akibat hukum karma
-alur : alur mundur
Karna, dimulai dari penjelasan tentang cerita, barulah ke penyebab dari kejadian tersebut atau asal mula kenapa bapak itu hanya tinggal bertiga di rumah, tanpa ibunya. Dan juga barulah dijelaskan mengapa ada bekas luka dijidat lelaki itu.
- latar
*latar tempat : bali, di rumah, hutan lindung deket hutan cekik
*latar waktu : sudah berlalu
*latar sosial : hukum karma
- Penokohan :
- anak tertua, Putut : bersifat kurang peduli, pintar, dan sudah sukses
Karna Ia tidak pernah meghadiri acara adat.
- anak yang ke dua, Dek Gung : bersifat ramah, suka menolong, pintar
- anak ketiga, Mang Yul : santun
- anak keempat, Tut Sur: suka bertanya dengan memaksa, sehingga orang tuanya merasa bersalah.
- bapak dari anak anaknya bersifat tidak memauhi peraturan, pembohong, pengecut, tidak mau mengakui kesalahan, penyesalan yang datang terlambat.
- warga sekitar : kurang bijaksana dalam menilai orang lain
Karna Ia hanya bisa membicarakan orang, meskipun Ia belum tau kebenarannya.
- istrinya : banyak permintaan
- Pak Man : sombong, hanya berbuat sesuka hatinya, tidak mau mendengarkan orang lain, sulit percaya terhadap suatu hal, berpendirian teguh.

- Sudut pandang
*sudut pandang orang ketiga, karna cerita menggunakan “dia”. Orang ketiga yang mahatau atau serba tau yang mengetahui seluruh alur certa tanpa ikut di dalam cerita tersebut.

- Amanat
Kita tidak boleh berbohong didalam hidup ini. Dan segala sesuatu yang telah kita perbuat haruslah berani mempertanggungjawbkan nya, dan hindarilah hal-hal yang terlarang, seehingga menjauhkan kita dari masalah. Dan atas kesalahan apapun yang telah kita pebuat pasti akan mendapat balasan atau hukum karma.

4. Analisis nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen
Nilai- nilai yang terkandung didalam cerpen adalah:
- nilai moral, sebagai manusia kita tidak boleh asal bertindak. Terlebih lagi apabila telah mencelakakan orang lain. Kita harus berani mempertanggungjawabkan hasil dari perbuatan kita. Karna apapunyang kita lakukan tentu akan mendapatkan karma. Dan penyesalan hanya akan datang dikemudian hari.
- nilai budaya, yaitu didalam adat bali apabila ada acara adat alangkh baiknya apabila kita dapat berpartisipasi dalam adat tersebut. Kita harus meluangkan waktu untuk acra tersebut kecuali memang berada sangan jauh, karna apabila tidak terlalu juh makan akan menimbulkan prasangka dan akan terjadi omongan yang tidak baik yang akan berkembang di masyarakat.
5. Berikan tanggapan terhadap penokohan di dalam cerpen
Penokohan di dalam cerpen disajikan dengan cara yang sangat menarik dengan berbagai macam karakter, namun ada beberapa tokoh yang tidak ditampilkan perwatakannya atau karakternya. Berikut tanggapan saya mengenai penokohan di dalam cerpen :
- anak tertua, Putut : bersifat kurang peduli, pintar, dan sudah sukses
Karna Ia tidak pernah meghadiri acara adat.
- anak yang ke dua, Dek Gung : bersifat ramah, suka menolong, pintar
- anak ketiga, Mang Yul : santun
- anak keempat, Tut Sur: suka bertanya dengan memaksa, sehingga orang tuanya merasa bersalah.
- bapak dari anak anaknya bersifat tidak memauhi peraturan, pembohong, pengecut, tidak mau mengakui kesalahan, penyesalan yang datang terlambat.
- warga sekitar : kurang bijaksana dalam menilai orang lain
Karna Ia hanya bisa membicarakan orang, meskipun Ia belum tau kebenarannya.
- pembatunya : tidak diceritakan
- istrinya : banyak permintaan
- Pak Man : sombong, hanya berbuat sesuka hatinya, tidak mau mendengarkan orang lain, sulit percaya terhadap suatu hal, berpendirian teguh.




















2. PUISI
Perjalanan Hidup

Perjalanan hidup akan terus berjalan
Pagi berganti siang
Siang berganti malam
Dan malampun berganti pagi
Ketika pagi datang menjelang
Para pedagang telah menunggu pelanggannya
Para supir telah menjemput pelanggannya
Dan tak kalah pula dengan pemulung sampah jalanan
Perjalanan hidup akan terus berjalan
Akankah kita akan berdiam diri
Diam akan kersnya hidup ini
Dan terjerat oleh akar kehidupan
Ataukah kita akan bangkit
Bangkit dan berjuang demi kehidupan
Itu semua ada ditanganmu
Berjuanglah demi kehidupan....

*persoalan dalam puisi :
Puisi diatas mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah sebuah perjalan. Semua orang telah bersiap diri demi kehidupan yang diinginkannya. Dan bagaimana dengan kita? Kita juga tidah boleh berdiam diri, karna waktu akan terus berjalan, waktu tidak pernah menunggu kita. Kita akan mejadi orang yang ketinggalan dan tidak berguna apabila tidak mau bertindak dan berjuang demi kehidupan sekarang dan yang akan datang. Mulailah berjuang dengan penuh semangat demi kehidupan kita. Karna orang orang yang berhasil adalah orang yang senantiasa berjuang dalam hidupnya untuk meraih apapun yang diinginkannya. Karna hanya dengan usaha yang gigih lah kita dapat menggapai tujuan dari hidup yang sesungguhnya.


3. Paragraf Ekspositoris

Tema : Penyakit
Topik : Penyakit asma

*Kerangka karangan:
Judul  Penyakit Asma
1. Pengertian asma
- penjelasan asma
- tempat kebanyakan penderita asma
- penyebab asma

2. Gejala asma
- Pernapasan berbunyi - Dada terasa sempit
- Sesak nafas - Sulit bicara
- Batuk - Sulit mengatur nafas

3. Langkah menghindari asma
- Menjauhi faktor
- Obat-obatan
- Untuk melonggarkan saluran pernapasan





Penyakit Asma
Penyakit Asma adalah suatu penyakit kronik atau menahun yang menyerang saluran pernafasan pada paru-paru, dimana terdapat peradangan pada dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi, baik dari asap kendaraan maupun debu. Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Tapi diperkirakan disebabkan oleh faktor keturunan, alergi, kelainan dan lingkungan.
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya adalah pernafasan berbunyi terutama saat mengeluarkan nafas. Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar adalah penderita asma. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran pernafasan. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan, syrup ventolin atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.








4. Paragraf Deskriptif

Tema : Suasana rumah kakek
*Kerangka karangan
Judul  Rumah Kakek
1. Rumah kakek tempat berkumpul keluarga
- lokasi
- waktu yang diperlukan ke rumah kakek
- budaya masyarakat

2. Suasana dipagi hari
- ayam berkokok, burung berterbangan
- matahari mulai naik
- suasana halaman
- penduduk pergi berkerja ke kebun

3. Aktivitas warga desa di pagi hari
- ibu-ibu menuju pasar
- aktivitas tetangga
- ada yang berternak bebek

3. Suasana halaman belakang rumah kakek
- hobi kakek berkebun
- isi kebun
- aktivitas di kebun
- kolam ikan
Rumah Kakek

Rumah kakek adalah tempat berkumpulmya keluarga besar ku setiap hari lebaran idul fitri. Rumah kakek terletak di daerah perbatasan antara Sumatra Barat dan Riau, tepatnya di Pangkalan Koto Baru. Dibutuhkan waktu sekitar 7 jam apabila kita berangkat dari Padang menggunakan mobil. Suasana di sini sangatlah menyenangkan, suhunya pada malam hingga pagi sangat dingin namun di siang hari sangat panas. Disini warganya hidup berdasarkan budaya, dan sangatlah bersifat tradisional.
Pagi itu tepatnya pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara ayam berkokok membangunkan orang-orang yang sedang tertidur. Serta dapat kulihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Matahari mulai memancarkan cahayanya. Aku berjalan keteras didepan rumah tepat dihadepan halaman rumah ada sebuah jalan kecil tempat berlalu lintas warga desa dan terlihat kebun yang berupa hutan rimbun ditanami berbagai tanaman yang menghijau, begitu indah, dan menyejukkan suasana.
Pagi ini terlihat sangat sibuk, terlihat ibu-ibu yang berjalan menyusuri jalan dea yang sempit pergi kepasar untuk membeli kebutuhan yang tidak mereka dapatkan dari kebun. Wajar saja karna warga desa disini pada umumnya mendapat berbagai bahan makanan dari kebunnya. Tetanggaku seorang peternak bebek juga idak kalahnya dengan orang-orang. Pagi hari Ia sudah mengiring bebeknya untuk mencari makanan ke sawah. Sungguh pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati ketika bangun tidur.
Dihalaman rumah kakek juga masih terdapat kebun yang sanagt luas. Rumah kakek memang dikelilingi oleh kebun kakek yang sangat luas. Karna kakek ku sangat hobi berkebun. Hampir setiap hari Ia mengelilingi kebunnya untuk diberseihkan atau sekedar melihat lihat saja. Kebunnya terdisi dari bemacam macam tumbuhan, yang paling banyak adalah pohon rambutan dan pohon duren, namun masih ada banyak tanaman lagi seperti pohon cokelat, jeruk, labu, kelapa, dll. Disini juga terdapat kolam ikan yang sangat luas, biasanya saya dan sepupu yang lain bermain perahu. Sungguh tempat yang sangat menarik dan sangat sulit untuk ditemukan.